#GUIM7Mudik
- Nadya Nurlita
- Aug 26, 2018
- 2 min read
Updated: Dec 28, 2022
Pengalaman tak terlupakan kembali mengunjungi anak-anakku di Dusun Lembur Sawah, Desa Karangkamiri, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat.
Salah satu kegiatan yang paling dinantikan di bulan Agustus 2018 adalah GUIM 7 Monev (Monitoring and Evaluation), yaitu serangkaian kegiatan kembali ke titik aksi mengajar untuk mengkaji ulang sekaligus mengontrol segala hal terkait sistem pendidikan dan pemberdayaan masyarakat yang telah kami tinggalkan pasca aksi.
Monev GUIM 7 kali ini berlangsung sejak tanggal 16 - 18 Agustus 2018. Sangat singkat memang, karena tujuan utamanya hanya untuk 'menengok' segala hal yang telah kami lakukan di bulan Januari kemarin. Rombongan GUIM 7 berangkat dari Pusgiwa UI pukul 00.00, senang rasanya mengetahui rombongan titikku menjadi titik dengan jumlah rombongan terbanyak yang ikut monev dibandingkan titik lainnya.
Setelah menempuh perjalanan kurang lebih 12 jam, akhirnya sampailah kami di depan kantor Bupati Pangandaran, Kecamatan Parigi, yang merupakan lokasi penjemputan bagi semua titik sebelum menuju ke desanya masing-masing. Di Parigi sudah ada Pak Ruhandi, salah satu warga Karangkamiri yang menunggu kami dan siap mengantar kami dengan mobil pickup-nya.
MONEV kali ini berjumlah 9 orang yang kembali ke Desa Karangkamiri, yaitu lima orang panitia (Wulan, Finda, Paulus, Apoy) dan tiga orang tim pengajar yaitu Bu Lestari (pengajar kelas 5), Bu Anita (pengajar kelas 2), Bu Mayah (pengawasnya para guru hehe).
Kedatangan kami kembali ke titik aksi memang bertepatan dengan perayaan Kemerdekaan RI yang ke 73. Sangat senaang karena ini pertama kalinya aku merayakan 17 Agustusan dengan anak-anakku di Karangkamiri. Ternyata, perayaan 17 Agustus di desa malah lebih ramai dan semarak! Mulanya dibuka oleh Upacara bendera yang dipimpin oleh Pak Kepala Desa, lalu diikuti dengan berbagai macam lomba: lomba kreativitas antar desa (setiap desa harus membuat mobil-mobilan dari kardus/bahan bahan lainnya dan biasanya dikendarain oleh anak-anak perwakilan dari desa tersebut). Ada juga penampilan marching band, pawai, dan kemeriahan lainnya.

Aku juga mengunjungi anak-anakku yang sekarang sudah duduk di kelas 2 SD! Terakhir kali ketemu mereka di bulan Januari 2018, ketika mereka masih kelas 1 SD. Sekarang mereka sudah bertambah tinggi dan sudah bisa membaca & mengeja semuaa. Ada Billy, Dita, Aris, Fardan, Dandi, Dede, Nazma, Novi, Linda, Evan, Yoga, Ilham, dan Ica. Alhamdulillah nya, mereka semua masih mengingatku, meskipun awalnya malu-malu. Selain itu, aku juga bertemu De Ian, anak Pak Salip (guru SDN Karangkamiri 1) yang super pemalu tapi menggemaskan.
3 hari 2 malam terasa sangat singkat di Karangkamiri. Kami benar-benar memanfaatkannya menengok kembali sekolah, SDN 1 Karangkamiri. Disana kami berfoto dengan anak-anak, lalu dilanjutkan bersilaturrahmi ke rumah Kepala Sekolah, para guru, house-fam (penduduk yang dulunya mengizinkan kami menetap 1 bulan selama mengajar di desa), hingga home visit ke beberapa rumah anak-anak yang bisa kami kunjungi.
Hingga akhirnya, perpisahan pun tiba. Beberapa anak-anak dan warga desa mengantar kami hingga ke alun-alun Pangandaran, titik kumpul kami dengan rombongan GUIM dari titik lainnya. Adzan zuhur berkumandang, kami sudah selesai ishoma dan makan siang, saatnya pergi meninggalkan Pangandaran. Tak tega rasanya meninggalkan anak-anak, linangan air mata dan pelukan erat tak mau dilepaskan, meminta kami tak pergi. Inginnya pun begitu, namun kami masih memiliki tanggung jawab lainnya di Jakarta, hanya harapan yang bisa kami ucapkan untuk menguatkan, "Nanti Ibu kesini lagi ya, Nak... Rajin-rajin belajar, ya!"
Semoga sehat selalu, anak-anak kelas 1-ku yang luar biasa. Terus semangat belajar dan menuntut ilmu, sampai kita bertemu lagi!
Comments